Memahami bagaimana model Artificial Intelligence (AI), khususnya model deep learning, memproses dan merepresentasikan data di dalamnya ibarat mencoba memahami cara kerja ‘otak’ yang sangat kompleks. Ini adalah tantangan besar, namun kunci untuk membangun sistem AI yang lebih andal, efisien, dan dapat dipercaya, terutama untuk aplikasi kritis di berbagai industri di Indonesia.

      Di balik keputusan yang dibuat oleh model AI, terdapat lapisan-lapisan (layers) di mana data input diubah menjadi representasi internal. Para peneliti telah lama bertanya-tanya: apakah representasi ini tersusun secara acak, atau ada pola tertentu? Apakah unit pemrosesan data individual, yang kita sebut neuron, benar-benar mewakili konsep spesifik di dunia nyata, seperti “wajah” atau “suara mesin”?

Misteri Representasi Internal AI

      Secara intuitif, kita sering membayangkan bahwa neuron-neuron dalam model AI bertugas seperti “detektor” untuk fitur-fitur tertentu. Misalnya, dalam model pengenalan gambar, satu neuron mungkin aktif kuat ketika melihat tepi, neuron lain ketika melihat bentuk melingkar, dan seterusnya, hingga akhirnya kombinasi aktivasi ini menghasilkan identifikasi objek. Konsep ini dikenal sebagai “skema pengodean lokal” (local coding scheme) atau ide “neuron ‘Nenek'” (grandmother neuron), di mana satu neuron secara unik merespons satu konsep spesifik yang dapat ditafsirkan manusia.

      Namun, apakah ini benar-benar terjadi dalam model deep learning yang kompleks? Atau apakah ini hanya penyederhanaan? Model AI modern beroperasi dalam ruang multidimensional yang sangat besar, dan visualisasi representasi internalnya sangat sulit. Aktivasi neuron membentuk vektor dalam ruang ini, dan cara vektor-vektor ini tersusun (alignment) adalah kunci untuk memahami bagaimana model “berpikir”.

Peran “Basis Istimewa” dan Fungsi Aktivasi

      Setiap model AI memiliki cara internal untuk “memecah” data menjadi komponen-komponennya. Seringkali, pemecahan ini terkait erat dengan neuron individual. Arah-arah yang terkait dengan neuron-neuron ini membentuk apa yang disebut sebagai “basis istimewa” (privileged basis). Basis ini istimewa karena fungsi matematika tertentu dalam model, terutama fungsi aktivasi (seperti ReLU, Tanh, dll.), diterapkan secara individual pada setiap komponen data sesuai dengan arah basis ini.

      Fungsi aktivasi inilah yang membuat ruang representasi menjadi ‘anisotropik’, artinya tidak sama di semua arah. Penerapan fungsi aktivasi secara elemen per elemen menciptakan arah-arah preferensial yang membuat basis istimewa ini menonjol. Para peneliti menduga bahwa karena fungsi aktivasi ini krusial untuk kemampuan model dalam memproses informasi, model mungkin cenderung menyelaraskan (align) representasi internal datanya di sekitar arah-arah basis istimewa ini selama proses pelatihan.

      Jika hipotesis ini benar, maka representasi data untuk konsep-konsep tertentu akan cenderung mengumpul di sekitar neuron atau kombinasi neuron tertentu yang terkait dengan basis istimewa tersebut. Ini akan memberikan bukti kuat bahwa konsep “skema pengodean lokal” memiliki dasar dalam cara kerja model AI yang sebenarnya.

Memperkenalkan Metode Resonansi Sorotan

      Untuk menjawab pertanyaan fundamental ini, para peneliti telah mengembangkan metode baru yang disebut “Metode Resonansi Sorotan” (The Spotlight-Resonance Method). Bayangkan Anda menyinari seberkas cahaya (sorotan) dalam ruangan gelap yang penuh debu. Jika debu cenderung mengumpul di sudut-sudut ruangan, saat Anda memutar sorotan, Anda akan melihat pola osilasi dalam jumlah debu yang diterangi, dengan frekuensi yang sesuai dengan distribusi sudut sudut ruangan.

      Metode Resonansi Sorotan bekerja dengan prinsip yang sama dalam ruang multidimensional representasi AI. Metode ini secara sistematis mengukur kepadatan representasi data (ibarat debu) di sekitar arah-arah basis istimewa (ibarat sudut ruangan yang diterangi sorotan yang berputar). Dengan menganalisis pola kepadatan ini, metode ini dapat mendeteksi apakah representasi data cenderung menyelaraskan diri dengan basis istimewa tersebut.

      Metode ini memungkinkan peneliti untuk melihat apakah seluruh dataset atau hanya subset tertentu (misalnya, gambar kucing atau data anomali) menunjukkan penyelarasan ini. Ini adalah alat yang kuat dan fleksibel untuk memahami bagaimana model AI mengatur informasi, jauh melampaui metode visualisasi standar yang terbatas.

Mengapa Penelitian Ini Penting untuk Industri?

      Temuan awal menggunakan metode ini menunjukkan adanya kecenderungan yang kuat bagi representasi internal untuk menyelaraskan diri dengan basis istimewa, yang sering kali terkait langsung dengan neuron individual. Ini memberikan bukti lebih lanjut untuk mendukung ide bahwa neuron memang dapat mewakili konsep-konsep spesifik. Lebih penting lagi, penelitian ini menunjukkan bahwa pilihan fungsi aktivasi memiliki dampak kausal langsung pada bagaimana representasi data diatur dalam model.

      Memahami mengapa model AI cenderung menyusun datanya seperti ini sangat penting. Jika kita tahu bahwa neuron cenderung mewakili konsep spesifik karena cara fungsi aktivasi bekerja, kita dapat:

  • Mendesain arsitektur model yang lebih baik dan efisien.

Mengembangkan metode explainable AI* (XAI) yang lebih akurat untuk menjelaskan keputusan model.
Meningkatkan keandalan dan robustness* model, terutama di aplikasi kritis seperti diagnosis medis atau pengawasan industri.
Melakukan debugging* model dengan lebih efektif ketika terjadi kesalahan atau bias.

      Bagi bisnis di Indonesia yang mengandalkan AI untuk operasi mereka, pemahaman mendalam tentang cara kerja AI bukan lagi kemewalan, melainkan kebutuhan. Ini memungkinkan adopsi teknologi AI yang lebih strategis dan mitigasi risiko yang lebih baik.

Bagaimana ARSA Technology Dapat Membantu?

      Di ARSA Technology, kami tidak hanya menerapkan teknologi AI dan IoT, tetapi juga berinvestasi dalam pemahaman mendalam tentang cara kerja teknologi ini. Prinsip-prinsip yang dibahas dalam penelitian tentang representasi internal model AI sangat relevan dengan upaya kami untuk membangun solusi yang tidak hanya berkinerja tinggi, tetapi juga dapat dijelaskan (explainable) dan dapat dipercaya (trustworthy).

      Kami menggunakan pemahaman tentang arsitektur model, fungsi aktivasi, dan representasi data untuk:

  • Mengembangkan solusi Vision AI Analytics yang akurat dan dapat diinterpretasikan untuk manufaktur, konstruksi, dan retail.
  • Membangun sistem Vehicle Analytics yang andal untuk manajemen armada dan keselamatan.
  • Menciptakan solusi Healthcare yang presisi dan dapat dipertanggungjawabkan.
  • Merancang pelatihan VR yang realistis dengan AI yang responsif.

      Pemahaman ini memungkinkan kami untuk mengoptimalkan model AI kami untuk kebutuhan spesifik klien di berbagai sektor di Indonesia, memastikan bahwa solusi yang kami berikan benar-benar efektif dan memberikan nilai bisnis yang maksimal.

Kesimpulan

      Penelitian tentang representasi internal model AI, seperti yang dimungkinkan oleh “Metode Resonansi Sorotan”, membuka jendela baru untuk memahami cara kerja ‘otak’ buatan. Temuan bahwa representasi data cenderung menyelaraskan diri dengan basis istimewa yang terkait dengan neuron memberikan bukti penting untuk konsep “skema pengodean lokal” dan menyoroti peran krusial fungsi aktivasi dalam membentuk cara model AI mengatur informasi.

      Bagi industri di Indonesia, pemahaman ini sangat berharga. Ini adalah dasar untuk membangun sistem AI yang lebih cerdas, lebih andal, dan lebih mudah dijelaskan. Di ARSA Technology, kami memanfaatkan wawasan mendalam ini untuk menghadirkan solusi AI dan IoT inovatif yang mendorong efisiensi, keamanan, dan pertumbuhan bisnis bagi klien kami.

      Konsultasikan kebutuhan AI Anda dengan tim ARSA Technology.

HUBUNGI WHATSAPP